Sabtu, 24 April 2021

Songsong Revitalisasi KUA, Penyuluh Diminta Terus Berinovasi

 



Purbalingga - Dalam rangka memberikan layanan bimbingan penyuluhan yang terbaik, efisien dan efektif kepada umat, penyuluh diharapkan terus melakukan inovasi. Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Purbalingga, Mukhlis Abdillah saat memberikan materi pada Pembinaan dan Rakor Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) dan Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam  (FKPAI) se-Kabupaten Purbalingga.

Kegiatan yang diselenggarakan di Sekretariat Pokjaluh dan FKPAI Kabupaten Purbalingga, Selasa (20/4/2021) tersebut dihadiri seluruh Penyuluh Agama Fungsional yang tergabung dalam Pokjaluh, Pengurus FKPAI Kabupaten dan 20 orang Ketua FKPAI Kecamatan se-kabupaten Purbalingga.

Selaku pembina para penyuluh Agama Islam Mukhlis menyatakan bahwa dalam waktu dekat Bimas Islam berencana me-launching sebuah formula yang tepat agar Penyuluh Agama Islam semakin eksis di tengah-tengah umat.

Ia menambahkan, terkait program revitalisasi Kantor Urusan Agama peran dan eksistensi para Penyuluh Agama Islam sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan fungsi dan peran KUA.

“Dengan 9 plus 1 fungsi yang dimilikinya, KUA tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan optimal tanpa peran serta para Penyuluh Agama, karena keterbatasan petugas / pegawai maupun sarana dan prasarana di KUA,” jelasnya.

Menurutnya Revitalisasi KUA yang diprogramkan Gus Menteri Agama harus dilaksanakan dan di-sengkuyung semampunya meski dengan keterbatasan pegawai, sarana dan prasarana yang ada.

“Karenanya kita harus terus berinovasi," tandasnya.

Terkait Lomba Penyuluh Teladan Mukhlis menjelaskan, seleksi tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi Penyuluh Agama Islam Fungsional saja tetapi juga untuk Penyuluh Agama Islam Non PNS.

"Hasil seleksi terbaik 1 di tingkat Kabupaten pada saatnya akan diikutkan pada Seleksi Penyuluh Teladan di tingkat provinsi," jelasnya.





Ketua Pokjaluh Kankemenag Purbalingga Khikam Aziz usai acara tersebut memberikan tanggapan positifnya.

"Alhamdulillah, meskipun sedang berpuasa kegiatan yang diinisiasi oleh Pokjaluh Kankemenag Purbalingga ini berjalan cukup gayeng. Teman-teman Penyuluh Agama yang hadir terlihat antusias merespon materi pembinaan, terbukti peluang tanya jawab yang diberikan Kasi Bimas Islam dimanfaatkan betul oleh beberapa peserta," ungkapnya.

Khikam menambahkan, beberapa informasi penting lain yang disampaikan dalam pertemuan tersebut di antaranya adalah disiplin deadline penyetoran laporan kinerja Penyuluh Agama Islam dan tingkat partisipasi Penyuluh pada website Kankemenag Purbalingga yang cukup menggembirakan. (sar/bd)


Sumber : jateng.kemenag.go.id



Selasa, 20 April 2021

"Teman Umat", Komitmen Penyuluh Agama Islam Purbalingga

 



Purbalingga
 – Sejumlah 7 orang Penyuluh Agama Islam Fungsional yang tergabung dalam Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) bersama para Ketua Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kecamatan se-kabupaten Purbalingga mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Pokjaluh dan FKPAI yang digelar Selasa (20/4/2021). Kegiatan yang bertempat di Ruang Sekretariat Bersama Pokjaluh dan FKPAI tersebut dilangsungkan usai kegiatan Pembinaan Penyuluh Agama yang digelar di tempat tersebut sebelumnya.

Ketua Pokjaluh kabupaten Purbalingga Khikam Aziz menjelaskan, kegiatan tersebut sebelumnya direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2020. Namun baru dapat terselenggara karena penetapan status darurat Covid-19 di Indonesia.

Khikam menjelaskan, kegiatan Rakor yang dimulai usai kegiatan salat Dhuhur tersebut di samping membahas agenda kegiatan selama Ramadhan, juga membahas sharing persiapan rencana persiapan menghadapi di-launching-nya formula baru model pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Penyuluh Agama di kabupaten Purbalingga.

"Kita perlu melakukan persiapan yang cukup, agar nantinya program-program yang sudah digelar dapat terlaksana dengan sukses," kata Khikam.





Dengan slogan Teman Umat (Tebar Manfaat untuk Umat) tekad dan semangat para Penyuluh Agama Islam kabupaten Purbalingga terus terjaga, bahkan meningkat selama bulan Ramadhan ini.

"Program Pokjaluh-FKPAI selama Ramadhan 1442 H. ini selain kegiatan pembinaan kerohanian di Rutan Purbalingga, juga ada kegiatan Taghanni Tilawatil Quran yang bertempat di Sekretariat Bersama Pokjaluh-FKPAI dan Dakwah bil medsos baik melalui website, blog, youtube, facebook, flyer dan lain sebagainya," jelasnya.

Dengan adanya Ruang Sekretariat Bersama Pokjaluh dan FKPAI, kini kedua organisasi Penyuluh Agama Islam di kabupaten Purbalingga tersebut dapat lebih bersinergi menggalang kebersamaan dalam dunia dakwah sekaligus menjadi bagian dari garda terdepan Kementerian Agama. (sar/ bd)

Rabu, 31 Maret 2021

Dakwah Bil Medsos, Banyak Jalan Menuju Kesana

 



Purbalingga -Kemajuan IT (Imu Teknologi) jangan menjadi alasan untuk tidak melakukan dakwah bil medsos. Justru sebaliknya dijadikan pemicu semangat bagi para Penyuluh Agama dalam melaksanakan dakwahnya. Ketika seseorang masih dapat menikmati jaman serba teknologi, ini merupakan anugrah Allah SWT yang luar biasa, karenanya jangan sampai disia-siakan begitu saja. Motivasi ini diberikan Khikam Aziz PAIF Pendamping Bidang Kerukunan Umat Beragama.

Penyuluh Bidang Kerukunan Beragama kembali diingatkan soal Dakwah Bil Medsos saat acara "Njugur Kerukunan", Rabu (31/3/2021). Selain para Penyuluh Agama Bidang KUB, acara ini juga dihadiri oleh para Penyuluh Agama yang tergabung dalam Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) KUA Kecamatan Mrebet 2. Ada nuansa tersendiri dalam acara ini, karena digelar diatas tebing kali, tepatnya di Padepokan Baab al Musthofa Lembarang, Desa Mangunegara, Kecamatan Mrebet milik Sukur Ariadi salah seorang Penyuluh Bidang KUB.

"Ada banyak cara untuk berdakwah bil medsos, antara lain dengan menulis artikel, berita keagamaan, membuat flayer, membuat video pendek, naskah khutbah dan lain sebagainya". Ujar Khikam yang juga sebagai Ketua Pokjaluh Purbalingga.


Meskipun menulis artikel itu bukan hal yang mudah, tetapi bukan berarti hal tersebut sesuatu yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh para Penyuluh Agama. Hal ini menjadi mungkin atau dapat dikuasai jika memang ada kemauan kuat para Penyuluh Agama untuk terus memperkaya literasi bacaan dan teknik penulisan artikel. Khikam Aziz juga berharap penyuluh akan terbiasa menulis ketika ia mau mewartakan setiap kegiatan kepenyuluhan yang dilakukan. Dengan membuat berita yang dipublis di media sosial seperti facebook, blogg, twitter, dan instagram.


Penyuluh juga dituntut untuk membuat naskah khutbah jum'at. Hal ini dimaksudkan agar pesan-pesan agama terkait dengan kerukunan umat beragama juga bisa senantiasa hadir saat khutbah jumat di masjid.


Dakwah bil medsos tentunya disesuaikan dengan potensi yang dimiliki masing-masing penyuluh. Penyuluh yang berdakwah dengan membuat flyer juga sangat bermanfaat. Bagaimana membuat pesan agama menjadi indah dilihat dan mudah dipahami melalui flyer.


Penyuluh yang baik adalah penyuluh yang mampu hadir disetiap kemajuan jaman. Sehingga pesan agama akan selalu hadir disetiap era kehidupan manusia. (Bimas Islam/KA)

Kamis, 25 Maret 2021

Ngobras Ala Penyuluh Bidang Radikal

  



Purbalingga - Rabu (24/3/2021), Penyuluh Agama Islam Bidang Radikalisme dan Aliran Sempalan (RAS) Kankemenag Kabupaten Purbalingga mengadakan acara Ngobras (Ngobrol Santai). Kegiatan yang bertempat di Desa Sangkanayu, Kecamatan Mrebet, rumah salah seorang PAI Bidang RAS Niswatun Azizah ini juga dihadiri oleh Penyuluh Agama  Islam Pendamping Bidang RAS,Khikam Aziz.

Acara Ngobras ini sebenarnya telah digagas cukup lama, akan tetapi baru bisa dilaksanakan mengingat situasi dan kondisi Pandemi Covid 19 saat ini. Menurut keterangan Mustalifun Ketua PAI Bidang RAS bahwa, disamping kegiatan ini bertujuan untuk diskusi juga sebagai ajang silaturahmi setelah sekian lama tidak bisa mengadakan pertemuan karena adanya pembatasan yang ketat dari pemerintah sebagai upaya memutus  penyebaran Covid 19.

Pemilihan tema materi dan metode bimbingan penyuluhan kekinian menjadi topik Ngobras kali ini. Khikam Aziz menyampaikan beberapa informasi di antaranya adalah terkait gawe besar Kankemenag Purbalingga yakni Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM. Kesuksesan gawe besar tersebut  sangat tergantung pada sejauh mana komitmen seluruh elemen pegawai Kankemenag. Semangat, gerak dan langkah seluruh pegawai dalam memberikan layanan paripurna kepada masyarakat harus senada dan seirama. Inovasi dan kreativitas tanpa meninggalkan aturan yang ada, perlu untuk terus digali. “Dan salah satu bentuk dukungan Penyuluh Agama Islam adalah dengan melakukan inovasi dan kreasi dalam hal bimbingan penyuluhan, yakni tema materi maupun metode yang digunakan harus uptodate (kekinian)” kata Khikam.

Ia mencontohkan salah satu bentuk inovasi dari tema materi (yang uptodate) antara lain adalah tema materi bimbingan penyuluhan terkait dengan pandemi, dan pengarusutamaan moderasi beragama. Pesan - pesan tentang Islam yang rahmah  harus terus digaungkan dengan cara yang ramah. 

Adapun terkait inovasi metode yang digunakan, adalah dengan membuat wahana bimbingan penyuluhan di dunia maya - media sosial (medsos). Satu hal yang menggembirakan bahwa setelah pelatihan dakwah bil medsos yang lalu, hingga saat ini hampir semua Penyuluh Agama sudah memiliki blog, channel you tube, face book dan wahana medsos lainnya.  “Dengan demikian, ketika tema materi kontekstual-kekinian penerima manfaatnya pun akan semakin luas, tidak hanya oleh jamaah Majelis Taklim binaannya saja “ lanjut Khikam.

Salah seorang peserta Ngobras, Bahaudin (Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Karangjambu) menyoroti pada beberapa tema materi yang sebenarnya klasik, tapi masih tetap kekinian (dibutuhkan saat ini). Agar kontekstual (kekinian) diperlukan reinterpretasi terhadap tema materi tersebut. Ia mencontohkan perlu reinterpretasi terhadap sebuah hadits yang menceritakan tentang bagaimana menyikapi kemungkaran (nahi mungkar).

“Pihak yang dimaksud dari ungkapan merubah kemungkaran dengan tangan (bil yad) itu sebenarnya adalah pemerintah melalui aparat penegak hukumnya, selanjutnya ulama, tokoh agama dan masyarakat mendapat amanat untuk merubah kemungkaran dengan lisannya (bil lisan), dan bagi masyarakat awam ketika merubah kemungkaran, maka cukuplah dengan hati atau berdoa (bil qalbi)” jelas Baha.

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa, ketiga elemen (pemerintah, ulama dan masyarakat awam) harus saling menyadari tugas dan tanggung jawab masing-masing. Sinergitas dari ketiganya sangat menentukan kondusifitas di masyarkat. Acara Ngobraspun diakhiri dengan sesi ramah tamah pada pukul 13.00 wib.

Kamis, 18 Maret 2021

Kankemenag Purbalingga Bimbing Remaja Usia Sekolah

 



Purbalingga –
 Dalam rangka memberikan pemahaman dan edukasi tentang pernikahan bagi para remaja, Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga menyelenggarakan Bimbingan Perkawinan Pra Nikah untuk sejumlah santri sekaligus siswa Madrasah Aliyah Minhajut Tholabah (MA Minthol) Kembangan, Bukateja Purbalingga pada Kamis (18 Maret 2021). Kegiatan ini diikuti oleh 100 santri yang dibagi pada dua angkatan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19.

Hadir pada kegiatan tersebut pengasuh Pondok Pesantren Minhajut Tholabah, Kyai Ma’ruf Salim. Dalam sambutannya Beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bimas Islam Kankemenag Purbalingga yang telah memberikan kesempatan pada sejumlah santrinya untuk menimba ilmu seputar pernikahan melalui kegiatan bimwin pra nikah ini. Ia pun menghimbau para santrinya untuk mengikuti kegiatan yang baik ini sampai selesai dengan penuh khidmat. “Urusan nikah menjadi magnet tersendiri bagi para remaja, banyak diantara para remaja yang lebih memilih untuk berpacaran yang sesungguhnya tidak dikenal dalam syari’at Islam. Banyak pula yang gagal dalam pernikahan karena tidak mempunyai bekal ilmu, karenanya kegiatan ini semoga menjadi bekal awal para santri ketika saatnya nanti akan memasuki gerbang pernikahan”, ujar Mak’ruf di akhir sambutannya.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Mukhlis Abdillah. Dalam sambutannya, Mukhlis memaparkan tentang tujuan diselenggarakannya kegiatan bimwin pra nikah, yakni bukan bertujuan agar para santri segera menikah pasca mengikuti kegiatan ini, namun untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada para santri seputar persiapan pernikahan menuju keluarga sakinah mawadah wa rohmah. Menikah itu tidak sekedar bermodalkan cinta, namun membutuhkan ilmu dan proses yang panjang.

Kegiatan ini merupakan bagian dari proses yang dijalani para santri karena untuk menuju gerbang pernikahan itu harus benar-benar dipersiapkan. Karenanya, bimbingan perkawinan pra nikah bagi pelajar yang dilaksanakan dua angkatan ini merupakan upaya pemerintah melalui Kementerian Agama dalam upaya meminimalisir angka pernikahan dini dimana Indonesia menempati peringkat ke-2 di Asia dan ke-37 di dunia.

Selain menyasar para remaja usia sekolah, kegiatan bimwin ini pun diperuntukan bagi para calon pengantin, dan bahkan bagi pasangan yang sudah menikah melalui program pusaka sakinah. Harapannya penyelenggaraan kegiatan bimwin pra nikah ini menjadi bentuk ikhtiar, baik dalam mempersiapkan perkawinan terutama bekal keilmuan, juga dalam rangka mengokohkan sendi-sendi perkawinan sehingga dapat menekan angka perceraian yang semakin tinggi, sehingga setiap keluarga mampu membangun keharmonisan dalam berumah tangga menuju keluarga sakinah mawadah wa rohmah.

Adapun narasumber pada kegiatan tersebut adalah Penyuluh Agama Fungsional yang telah mengikuti Bimtek Fasilitator Bimwin, yakni Khikam Aziz yang menyampaikan materi  “Menyiapkan Pernikahan Sakinah Bagi Remaja” dan Yuyu Yuniawati dengan materi “Menuju Terwujudnya Remaja Sehat, Qeren, Qurani Melalui Bimwin Pra Nikah”.

 

Ada keterkaitan yang erat antara remaja yang Sehat, Qeren, Qur’ani dengan terwujudnya keluarga sakinah. Ketika seorang remaja mampu menjadikan dirinya sebagai remaja yang Sehat, Qeren Qurani dengan kemampuannya dalam memahami konsep diri yang positif. Disamping itu juga mampu menggali dan mengembangkan potensi positif dalam dirinya, memiliki keterampilan dalam mengelola diri dan relasi sosialnya. Sehingga para remaja nantinya mampu mensikapi kompleksitas kehidupan remaja terutama dengan maraknya berbagai bentuk kenakalan remaja, mampu menyusun harapan hidup secara terencana, dan memiliki prinsip hidup sesuai tuntunan agama.

"Inilah pilar-pilar (prinsip-prinsip) untuk menjadi remaja yang Sehat, Qeren, Qurani sehingga diharapkan remaja akan semakin siap dalam menghadapi berbagai tantangan dan problematika kehidupan dan tentunya akan lebih siap  pula dalam mengupayakan tercapainya harapan / cita-cita masa depannya. Dan hal ini akan menjadi bekal awal bagi para remaja ketika saatnya nanti memasuki gerbang perkawinan”, demikian disampaikan Yuyu saat memaparkan materinya.

(Yoen/KA)