Ibadah ritual dan ibadah sosial, di antara keduanya harus ada keseimbangan. Karena kedua ibadah itu
bagaikan dua sisi mata uang yang menjadi satu kesatuan.“Di satu
sisi umat Islam dituntut untuk melaksanakan ibadah ritual, seperti shalat,
tadarus, di sisi lain juga dituntut untuk melakukan ibadah sosial kemasyarakatan,” kata Kepala
Kantor Kemenag Rochiman, kemarin Selasa, 24 Pebruari 2015. Dia
mengatakan hal itu saat memberikan sambutan pada pengajian umum dan bakti sosial Kelompok Kerja Penyuluh
(Pokjaluh) Kabupaten di Desa Mipiran, Kecamatan Padamara. H. Rochiman, S. Ag., MH. menambahkan,
ibadah ritual harus disandingkan dengan ibadah sosial. Sebab ada saja orang
yang semangat melakukan ibadah ritual namun lupa melakukan ibadah sosial. Dia lupa
menyantuni saudara yang hidupnya di bawah garis kemiskinan. Karena itu kami
sangat mengapresiasi kegiatan bakti sosial ini,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga mengatakan " Terima kasih kepada para penyuluh agama Islam Kankemenag Kabupaten Purbalingga yang tergabung dalam Pokjaluh yang telah memprakarsai kegiatan ini. Para penyuluh agama Islam adalah ujung tombak dari Kementerian Agama yang langsung bersentuhan dengan umat dan kegiatan ini adalah wujud nyata dari karya para penyuluh agama". Selanjutnya ia menambahkan, kembangkan terus dan ajaklah lebih banyak lagi pihak-pihak yang mampu untuk bergabung dalam kegiatan seperti ini agar dapat bersama - sama peduli sesama. Bupati Purbalingga H. Sukento Marhendrianto, mengungkapkan kegembiraannya dengan digelarnya kegiatan yang dikomandani oleh Pokjaluh Purbalingga ini, dan kegiatan ini sangat membantu program pembangunan pemerintah daerah. Ia juga berharap kegiatan yang baik ini diteruskan dan kalau bisa ditambahi volume intensitasnya, pemda siap untuk mensuport.
Ketua
Pokjaluh Khikam Aziz menuturkan, kegiatan tersebut bekerja sama dengan Kankemenag Kabupaten Purbalingga, Badan
Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Purbalingga dan FKPAI Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga. “Dalam satu
tahun ini kami melaksanakan kegiatan ini sebanyak 5 kali. Kali ini kami
membagikan paket sembako untuk 100 orang (senilai @ Rp. 100.000,-) di Mipiran,” tuturnya. Selain itu
juga memberikan bantuan untuk program rehab rumah tidak layak huni
(remahtilani) untuk 5 rumah ( @ Rp. 2.500.000,-) yang tinggal di beberapa desa di Kecamatan
Padamara. Dalam tausiyahnya KH. Nur Kholis Masrur juga memberi semangat kepada umat muslim untuk dapat menaikan posisinya dari penerima ZIS menjadi muzaki. Muslim yang kuat lebih disukai Allah daripada muslim yang lemah lanjutnya. Acara ditutup dengan do'a dan ramah tamah. (Avicenna)